JAKARTA - Ketua PB
PGRI Sulistyo mendesak pemerintah mengakomodir subsidi untuk guru honorer di
seluruh Indonesia sebesar Rp 500 ribu per orang. Hal ini menurutnya sudah
dilaporkan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kongres PGRI tahun
2013 beberapa bulan lalu.
"PGRI sangat prihatin kalau Kemdikbud dan DPR tidak
mengalokasikan anggaran untuk memberi subsidi pada tenaga honorer yang nasibnya
tidak jelas," kata Sulistyo kepada JPNN di kantornya, Kamis (31/10).
Menurut pria asal Jawa Tengah itu, pihaknya sudah melihat
postur anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam APBN 2014, namun di
dalamnya belum terlihat dana subsidi untuk guru honorer.
"Tapi masih ada peluang. Kalau sampai digketok (palu
pengesahan APBN) tetap tidak ada, saya kira ini sangat disesalkan,"
tukasnya.
Terkait subsidi untuk guru honor ini, kata pria yang akrab
disapa Sulis itu, guru-guru di daerah sudah mendesak PGRI untuk menggelar aksi
demonstrasi karena guru honorer sudah letih memperjuangkannya.
"Honorer sudah capek. Tidak ada kelanjutan, subsidi
penghasilan menimal juga tidak. Saya khawatir kalau di APBN tidak dianggarkan,
desakan mereka semakin kuat. Ya apa boleh buat," jelasnya.
Dari hitung-hitungan PGRI, jika sekitar 1 juta guru honor
yang ada diberi subsidi oleh pemerintah masing-masing sebesar Rp 500 ribu, maka
negara hanya perlu menyediakan anggaran sekitar Rp 6 triliun dalam satu
tahunnya.
"Itu kecil, untuk anggaran pendidikan seperti itu.
Pemerintah katanya tidak mengusulkan, meski ketua DPR (Marzuki Ali) sudah memberi
lampu hijau (persetujuan) kepada PGRI," pungkas Sulis.(fat/jpnn)
No comments:
Post a Comment